Seringkali kita melepaskan perasaan marah dengan tindakan-tindakan yang negatif. Entah itu dengan cara membanting pintu, piring, gelas, ataupun barang yang sedang kita pegang. Atau banyak juga yang melampiaskan kemarahan dengan melakukan tindakan negatif lainnya, seperti mabuk, kebut-kebutan, merokok, dan yang lebih parah kita justru melampiaskan kemarahan pada orang yang tidak bersalah ( maksudnya orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang sedang kita alami).
Pada postingan ini saya mengajak Anda untuk membahas lebih dalam tentang kemarahan. Khususnya menemukan bagaimana cara ampuh dalam mengubah kebiasaan marah yang buruk menjadi kebiasaan marah yang baik.
Apa yang memicu kemarahan dalam diri kita?
Marah biasanya dipicu karena ada masalah atau konflik. Jika kita tidak pernah menemui masalah artinya kita tidak akan mencapai kedewasaan. Semakin banyak kita menghadapi masalah dan dapat menyelesaikan dengan baik, berarti kita telah menuju proses pendewasaan. Namun seringkali masalah yang kita alami membuat kita capek, bosan, jenuh dan akhirnya memaksa perasaan marah itu meledak.
Apakah marah dapat dikendalikan?
Sepertinya untuk mengendalikan kemarahan itu sangat sulit jika kita tidak pernah mencoba untuk mengendalikannya. Saya yakin kemarahan dapat di kontrol dengan baik jika ada kemauan. Sebesar apapun masalah yang kita alami jika dihadapi dengan kemarahan pasti akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu kita harus belajar mengendalikan perasaan marah dengan usaha keras.
Bagaimanakah cara marah yang postif itu?
Cara mengekspresikan perasaan marah secara positif yang saya lakukan adalah menulis dalam blog. Saya mengugkapkan perasaan marah ini ke dalam tulisan, dan sepertinya cukup memberi dampak pada kondisi psikis saya. Saya mulai bisa mengampuni orang-orang yang telah membuat saya marah, dan saya juga mulai bisa menelusuri letak kesalahan yang telah saya lakukan maupun orang lain yang telah membuat saya marah. Saya kira tindakan semacam ini adalah respon postif terhadap perasaan marah yang sedang meledak.
Saya kira Andapun bisa melakukan hal semacam ini. Jika Anda tidak suka menulis seperti saya maka Anda dapat mengerjakan apa yang menjadi kegemaran(hoby positif) Anda ketika sedang marah, misalnya mancing, membaca, jalan-jalan, futsal, badminton, ataupun mendengarkan musik. Megalihkan kemarahan kedalam tindakan yang positif semacam ini akan dapat memberikan dampak yang baik pula kedalam diri kita.
Tidak larut dalam keramarahan sepertinya juga tindakan yang positif. Marah boleh tetapi diusahakan jangan sampai lebih dari 24 jam. Jika lebih dari itu artinya kita sudah menyimpan dendam. Jangan belama-lama memendam perasaan marah, karena justru akan merugikan diri kita dan orang lain.
Jadi agar kemarahan tidak memberikan dampak yang lebih buruk, marilah kita mencoba untuk mengampuni/memaafkan, mengalihkan perhatian ke hal-hal yang postif, dan tidak berlarut-larut dalam kemarahan.
Pada postingan ini saya mengajak Anda untuk membahas lebih dalam tentang kemarahan. Khususnya menemukan bagaimana cara ampuh dalam mengubah kebiasaan marah yang buruk menjadi kebiasaan marah yang baik.
Apa yang memicu kemarahan dalam diri kita?
Marah biasanya dipicu karena ada masalah atau konflik. Jika kita tidak pernah menemui masalah artinya kita tidak akan mencapai kedewasaan. Semakin banyak kita menghadapi masalah dan dapat menyelesaikan dengan baik, berarti kita telah menuju proses pendewasaan. Namun seringkali masalah yang kita alami membuat kita capek, bosan, jenuh dan akhirnya memaksa perasaan marah itu meledak.
Apakah marah dapat dikendalikan?
Sepertinya untuk mengendalikan kemarahan itu sangat sulit jika kita tidak pernah mencoba untuk mengendalikannya. Saya yakin kemarahan dapat di kontrol dengan baik jika ada kemauan. Sebesar apapun masalah yang kita alami jika dihadapi dengan kemarahan pasti akan menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu kita harus belajar mengendalikan perasaan marah dengan usaha keras.
Bagaimanakah cara marah yang postif itu?
Cara mengekspresikan perasaan marah secara positif yang saya lakukan adalah menulis dalam blog. Saya mengugkapkan perasaan marah ini ke dalam tulisan, dan sepertinya cukup memberi dampak pada kondisi psikis saya. Saya mulai bisa mengampuni orang-orang yang telah membuat saya marah, dan saya juga mulai bisa menelusuri letak kesalahan yang telah saya lakukan maupun orang lain yang telah membuat saya marah. Saya kira tindakan semacam ini adalah respon postif terhadap perasaan marah yang sedang meledak.
Saya kira Andapun bisa melakukan hal semacam ini. Jika Anda tidak suka menulis seperti saya maka Anda dapat mengerjakan apa yang menjadi kegemaran(hoby positif) Anda ketika sedang marah, misalnya mancing, membaca, jalan-jalan, futsal, badminton, ataupun mendengarkan musik. Megalihkan kemarahan kedalam tindakan yang positif semacam ini akan dapat memberikan dampak yang baik pula kedalam diri kita.
Tidak larut dalam keramarahan sepertinya juga tindakan yang positif. Marah boleh tetapi diusahakan jangan sampai lebih dari 24 jam. Jika lebih dari itu artinya kita sudah menyimpan dendam. Jangan belama-lama memendam perasaan marah, karena justru akan merugikan diri kita dan orang lain.
Jadi agar kemarahan tidak memberikan dampak yang lebih buruk, marilah kita mencoba untuk mengampuni/memaafkan, mengalihkan perhatian ke hal-hal yang postif, dan tidak berlarut-larut dalam kemarahan.
0 Response to "Cara Marah Yang Positif"
Post a Comment